Kamis, 16 April 2015

Antihistamin



Pengertian Obat
Obat adalah setiap subtansi (zat kimia) yang dapat mempengaruhi fungsi normal tubuh pada tingkat sel (jaringan biologi).
Menurut World Healty Organitation (WHO) obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik atau psikis.
Menurut Kebijakan Obat Nasional (KONAS) obat adalah bahan yang digunakan untuk mempengaruhi sistem fisiologi atau menyelidiki kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan serta pemulihan dari rasa sakit, gejala sakit dan penyakit yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi.

Antihistamin
Definisi
Antihistamin yaitu jenis obat yang sering digunakan  untuk mengobati sejumlah kondisi kesehatan seperti alergi atau zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor, -histamin (penghambatan saingan). Obat yang digunakan untuk mengurangi atau mencegah reaksi histamin (misal alergi).

Golongan Antihistamin
Secara farmakologi reseptor histamin dapat di bagi dalam dua tipe, yaitu reseptor-H1 (singkatnya disebut H1-blockers atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 (H2-blockers atau zat penghambat asam).

·         H1-blockers (antihistaminika klasik)
Mengantagonir histamin dengan jalan memblock reseptor-H1 otot licin dari dinding pembuluh, bronchi dan saluran cerna, kandung kemih dan rahim. Begitu pula melawan efek histamine di kapiler dan ujung saraf (gatal, flare reaction). Efeknya adalah simtomatis, antihistamin tidak dapat menghindarkan timbulnya reaksi alergi. Antihistamin digunakan penggolongan dalam 2 kelompok atas dasar kerjanya terhadap SPP, yakni zat-zat generasi ke-1 dan ke-2.
·         H2-blockers (penghambat asma)
Obat-obat ini menghambat secara efektif sekresi asam lambung yang meningkat akibat histamine, dengan jalan persaingan terhadap respon-H2 di lambung. Efeknya adalah berkurangnya hipersekresi asam klorida, juga mengurangi vasodilatasi dan tekanan darah menurun. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak lambung usus guna mengurangi sekresi HCl dan pepsin, juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Lagi pula sering kali bersama suatu zat stimulator motilitas lambung (cisaprida) pada penderita reflux.

Cara Kerja Antihistamin
Histamin adalah sebuah protein yang menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk membantu melindungi sel-sel tubuh terhadap penyakit dan infeksi. Sistem kekebalan tubuh adalah pertahanan alami tubuh terhadap penyakit dan infeksi. Kekebalan tubuh mendeteksi benda asing yang berbahaya, seperti bakteri dan virus, itu akan melepaskan histamin ke dalam sel di sekitarnya.
Histamin yang meyebabkan pembuluh darah kecil dan kapiler membesar dan kulit di sekitarnya membengkak, mengerutkan otot halus.  Akibat hal ini, tubuh akan menanggapi dengan berbagai reaksi termasuk tekanan darah menurun, peningkatan denyut jantung, kesulitan bernafas, sembelit atau diare, mulas dan mual, serta kebocoran protein dan cairan dari pembuluh kapiler. Kebocoran pembuluh lendir kapiler bisa mengakibatkan pilek dan hidung tersumbat.  Pembuluh kapiler kulit yang bocor bisa menyebabkan pembengkakan dan gatal-gatal.  Obat antihistamin mencegah, tapi tidak dapat membalikkan respon tubuh terhadap histamin.  Biasanya antihistamin diberikan secara oral karena mudah diserap melalui saluran pencernaan. Namun antihistamin juga bisa diberikan secara topikal (obat luar) atau disuntikkan (intravena).

Tujuan Obat Antihistamin
Bertujuan untuk membantu mengendalikan gejala dari kondisi kesehatan yang berhubungan dengan reaksi alergi. Meskipun obat anti histamin tidak dapat meyembuhkan, kondisi ini karena obat ini tidak mempengaruhi penyebab dasar, obat antihistamin sering dapat memberikan bantuan yang cukup baik terhadap kondisi alergi.
Efek Samping Obat Antihistamin
·       Efek samping umum:
mengantuk, sakit kepala, peningkatan asam lambung, gangguan penglihatan, mulut kering, dan mudah tersinggung. Kebanyakan efek samping akan hilang dengan sendirinya seiring tubuh beradaptasi dengan antihistamin.
·         Efek samping lain:
Jantung berdebar, sesak nafas, kesulitan buang air kecil atau kesulitan bernapas, harus segera dilaporkan ke dokter.

Indikasi Antihistamin
Antihistamin generasi pertama di-approve untuk mengatasi hipersensitifitas, reaksi tipe I yang mencakup rhinitis alergi musiman atau tahunan, rhinitis vasomotor, alergi konjunktivitas, dan urtikaria. Agen ini juga bisa digunakan sebagai terapi anafilaksis adjuvan. Difenhidramin, hidroksizin, dan prometazin memiliki indikasi lain disamping untuk reaksi alergi. Difenhidramin digunakan sebagai antitusif, sleep aid, anti-parkinsonism atau motion sickness. Hidroksizin bisa digunakan sebagai pre-medikasi atau sesudah anestesi umum, analgesik adjuvan pada pre-operasi atau prepartum, dan sebagai anti-emetik. Prometazin digunakan untuk motion sickness, pre- dan postoperative atau obstetric sedation.

Kontraindikasi Antihistamin
·         Antihistamin generasi pertama: hipersensitif terhadap antihistamin khusus atau terkait secara struktural, bayi baru lahir atau premature, ibu menyusui, narrow-angle glaucoma, stenosing peptic ulcer, hipertropi prostat simptomatik, bladder neck obstruction, penyumbatan pyloroduodenal, gejala saluran napas atas (termasuk asma), pasien yang menggunakan monoamine oxidase inhibitor (MAOI), dan  pasien tua.
·         Antihistamin generasi kedua dan ketiga : hipersensitif terhadap antihistamin khusus atau terkait secara struktural.

Dosis dan Contoh Obat Anthistamin
´  Dewasa: 3 – 4 kali sehari 0.5 – 1 tablet.
Anak-anak 6 – 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 – 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
´  Per oral: 4 mg tiap 4-6 jam; maksimal 24 mg/hari.
ANAK
´  di bawah 1 tahun tidak dianjurkan;
´  1-2 tahun 1 mg 2 kali sehari;
´  2-5 tahun 1 mg tiap 4-6 jam, maksimal 6 mg/hari;
´  6-12 tahun 2 mg tiap 4-6 jam, maksimal 12 mg/hari.
Contoh Obat
´ CTM, Chlorphenamine, Chlorpheniramin Maleat
Obat Kombinasi : Aficitom, Allergen, Alleron, Bephenon, Bernamin, Ceteem, Chlorophene, Chlorphenon, Cohistan, Decaphenon, Defemin, Histacure, Hufaphenon, Iphachlor, Kalphenon, Kalphenon, Metachlor, Metasma, M-Phenon, Orphen, Paraphenon, Pehachlor, Piriton Expectorant Linctus, Phenfamal, Piriton, Prohistab, Samphenon, Sinamin, Tiramin, Xepachlor, Zecamex.




semoga bermanfaat :)